Loyalitas konsumen terhadap iPhone menunjukkan tren penurunan, meski demikian, angkanya masih jauh melampaui loyalitas pengguna Android.
Informasi ini didapatkan dari studi yang dilakukan oleh Consumer Intelligence Research Partners (CIRP). Hasil riset mereka menunjukkan bahwa sekitar 89% pengguna iPhone cenderung tetap memilih iPhone saat melakukan penggantian (upgrade) ponsel.
Walaupun angka 89% ini tergolong signifikan, terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tingkat kesetiaan pada tahun 2021 yang mencapai 94%, seperti yang dilaporkan detikINET dari Apple Insidr, Selasa (27/5/2025).
Studi CIRP ini juga mengkomparasikan tingkat loyalitas antara pengguna Apple dan Samsung. Loyalitas pengguna Samsung memang tercatat lebih rendah, yaitu sekitar 77%, namun menunjukkan peningkatan yang konsisten.
Terutama sejak tahun 2021 ketika LG secara resmi mengundurkan diri dari pasar ponsel Amerika, yang mengakibatkan persaingan yang semakin menyusut. Sebagai catatan, pada tahun 2021, loyalitas konsumen Samsung hanya 68%, kemudian naik menjadi 69% pada tahun 2022, dan meningkat lagi menjadi 73% pada tahun 2023.
Dengan berkurangnya jumlah produsen besar Android di pasar Amerika, Samsung menjadi pilihan utama bagi banyak pengguna sistem operasi Android.
Salah satu faktor yang mempengaruhi penurunan loyalitas pengguna iPhone adalah kenaikan harga iPhone. Hal ini mendorong sejumlah pengguna untuk melirik merek ponsel lain dengan harga yang lebih terjangkau.
Apabila harga iPhone melambung tinggi, bahkan konsumen yang paling setia pun mungkin akan mempertimbangkan ulang. Sebagai contoh, jika harga iPhone terbaru di Amerika Serikat mencapai USD 2.300 akibat pemberlakuan tarif oleh Donald Trump terhadap produk China. "Jika Anda harus membayar USD 7 untuk sepotong pizza, meskipun itu pizza terbaik, Anda mungkin tidak akan membelinya," ujar Dan Ives, pengamat dari Wedbush Securities, seperti yang dikutip detikINET dari Yahoo Finance.
Pemerintahan Trump mengumumkan bahwa beberapa barang elektronik, seperti telepon pintar, chip, dan komputer, untuk sementara dibebaskan dari tarif impor 145% atas barang-barang dari China. Pembebasan ini memberikan keringanan bagi perusahaan seperti Apple yang merakit perangkat di China dan mengimpornya.
