MasterV, Jakarta – Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), mengumumkan bahwa kementeriannya telah memulai inisiatif digitalisasi pendidikan melalui penerapan konsep smart classroom. Implementasi smart classroom ini, menurut Mu’ti, akan dilakukan secara bertahap di 315.000 satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
“Saat ini, implementasi smart classroom telah dimulai. Pemenuhan dan penerapannya akan dilakukan secara bertahap,” ungkap Abdul Mu’ti kepada Liputanku, Selasa (27/5/2025).
Diharapkan dengan kehadiran smart classroom, proses belajar mengajar dapat menjadi lebih efektif serta relevan dengan perkembangan zaman. Para siswa akan memperoleh akses ke teknologi dan informasi terkini, yang diharapkan dapat mendukung dan memperkaya pengalaman pembelajaran mereka.
Program ini menandai sebuah langkah signifikan dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia pada era digital ini. Untuk mendukung implementasi program smart classroom, pelatihan akan diberikan kepada para guru dan tenaga kependidikan. Tujuannya adalah agar mereka mampu memanfaatkan teknologi secara optimal dalam menunjang proses pembelajaran di kelas.
Sebelumnya, Kemendikdasmen mengumumkan bahwa sebanyak 33.182 sekolah yang berada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) akan menjadi penerima bantuan digitalisasi pembelajaran dari pemerintah.
“Sasaran daerah 3T yang telah kami kalkulasi adalah sekitar 33.182 sekolah dari total 300.000 sasaran sekolah penerima program digitalisasi pembelajaran,” jelas Direktur Jenderal (Dirjen) Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikdasmen, Gogot Suharwoto, dalam rapat bersama Panitia Kerja (Panja) Pendidikan di Daerah 3T dan Daerah Marginal Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (19/5/2025).
Gogot menjelaskan bahwa 33 ribu sekolah tersebut mencakup berbagai jenjang pendidikan, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga Sekolah Luar Biasa (SLB).
Ia menambahkan bahwa pemerintah akan menyerahkan berbagai jenis perangkat digitalisasi pembelajaran, disesuaikan dengan kondisi masing-masing sekolah. Perangkat tersebut meliputi smart board atau papan tulis interaktif, laptop, akses internet satelit, dan panel surya.
Program digitalisasi pendidikan diluncurkan oleh Kemendikdasmen dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025 pada tanggal 2 Mei lalu. Melalui program ini, Kemendikdasmen akan menghadirkan smart classroom sebagai bagian dari upaya memajukan pendidikan di Indonesia.
Lebih lanjut, dalam aspek pembelajaran, digitalisasi pendidikan akan diwujudkan dengan penerapan deep learning serta pengajaran coding dan kecerdasan buatan (AI) pada tahun ajaran 2025/2026. Secara akademis, ketiga elemen pembelajaran ini diharapkan dapat memaksimalkan pemanfaatan alat, sarana, dan prasarana pembelajaran digital.
Menurut Mendikdasmen Abdul Mu’ti, peluncuran program ini adalah manifestasi nyata dari komitmen pemerintah dalam mempercepat pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan nasional.
Ia menyatakan bahwa Kemendikdasmen siap untuk mendistribusikan 15.000 smart board atau papan tulis interaktif guna memperkuat digitalisasi kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah.