Konsorsium AS & Korsel Masuk IKN, Guyur Rp 12,3 T buat Bangun Rusun
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) mengumumkan kedatangan dua konsorsium investor terkemuka dari Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan. Investasi ini ditujukan untuk pembangunan rumah susun (rusun) di jantung IKN, dengan estimasi nilai investasi mencapai angka fantastis, yaitu Rp 12,3 triliun.
Agung Wicaksono, Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, menjelaskan bahwa kedua konsorsium tersebut berperan sebagai pemrakarsa proyek strategis melalui skema kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU). Dengan kehadiran kedua investor ini, total komitmen investasi yang mengalir ke IKN kini menyentuh angka Rp 144,3 triliun, meningkat signifikan dari komitmen sebelumnya yang sebesar Rp 132 triliun.
"Kehadiran konsorsium dari Amerika, Korea Selatan, serta negara-negara mitra lainnya, merupakan bukti konkret kepercayaan komunitas internasional terhadap visi pembangunan IKN. Hal ini mengindikasikan bahwa strategi pembiayaan pembangunan melalui skema KPBU telah mendapatkan respons positif dari pasar global," tegas Agung dalam keterangan tertulis yang dirilis pada hari Selasa (27/5/2025).
Lebih detail, dari Korea Selatan, hadir konsorsium yang solid, terdiri dari Samsung C&T dan PT Brantas Abipraya, dengan proyeksi nilai investasi mencapai Rp 6,3 triliun. Konsorsium ini memiliki rencana ambisius untuk membangun tidak kurang dari 21 tower rumah susun modern.
Sementara itu, konsorsium yang berasal dari AS, yang meliputi PJ-IC International, Bee-Invest, Ozturk Holdings, dan Promec Joint Venture, bersama dengan mitra strategis dari Brunei, Turki, dan Spanyol, memiliki estimasi nilai investasi sebesar Rp 6 triliun. Dana komitmen ini akan dialokasikan secara khusus untuk pembangunan 20 tower rumah susun yang direncanakan.
Sebagai tambahan informasi, sebelumnya Otorita IKN juga telah mengumumkan gelombang investasi yang akan ditanamkan di IKN mencapai Rp 132 triliun. Investasi signifikan ini berasal dari berbagai sumber, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, termasuk China dan Malaysia, melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) atau *Public Private Partnership* (PPP).
Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono, menjelaskan bahwa badan usaha yang terlibat tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga melibatkan badan usaha internasional yang memiliki reputasi tinggi, seperti China Harbour Engineer (CHEC) dari China dan IJM Corporation Berhad dari Malaysia.
"Tidak hanya dari Indonesia saja, tetapi juga ada partisipasi dari Malaysia, melalui IJM, dan dari China, dengan China Harbour Engineering Company. Beberapa berinvestasi secara mandiri, sementara yang lain membentuk konsorsium. Jadi, total investasi mencapai Rp 132 triliun," ungkap Basuki dalam acara Kerja Sama IKN-Diaspora Network Global yang disiarkan secara daring pada hari Rabu (23/4/2025).
Dana investasi jumbo tersebut, nantinya, akan dioptimalkan untuk merealisasikan sejumlah proyek infrastruktur penting, seperti pembangunan jalan, Multi Utility Tunnel (MUT), serta berbagai jenis hunian, termasuk rumah tapak dan apartemen modern.
Beliau menambahkan, beberapa proyek yang sepenuhnya didanai oleh investasi swasta telah mulai berjalan, termasuk pembangunan hotel-hotel berkelas dan usaha di sektor makanan dan minuman (FnB). Dengan perkembangan ini, Basuki выражает optimisme bahwa pembangunan IKN akan terus berlanjut dan mencapai tujuannya.