Pembacokan Pegawai Kejagung di Depok: Polisi Sisir CCTV

Admin

30/05/2025

2
Min Read

On This Post

Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Pusat Data Statistik Kriminal dan Teknologi Informasi (Pusdaskrimti) Kejaksaan Agung (Kejagung), dengan inisial DSK (44), menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal (OTK) di wilayah Pengasinan, Sawangan, Depok. Pihak kepolisian segera mengambil langkah investigasi, dimulai dengan menelusuri rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian.

"Tidak ada (CCTV yang relevan). Penyelidikan sudah dilakukan secara menyeluruh. Lokasi terdekat (dengan tempat kejadian) seperti tempat cuci mobil dan Indomaret, arah kameranya tidak mengarah ke lokasi pembacokan," ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Depok, AKBP Bambang, kepada awak media pada hari Selasa (27/5/2025).

AKBP Bambang menjelaskan bahwa hingga saat ini, tujuh orang saksi telah dimintai keterangan guna mengungkap kasus ini. Selain itu, polisi juga telah mendapatkan keterangan langsung dari korban di rumah sakit. Menurut pengakuan korban, ia tidak memiliki permasalahan atau konflik dengan siapapun.

"Keterangan dari korban baru saja selesai diambil di rumah sakit. Belum ada indikasi (masalah dengan seseorang), tidak ada," imbuhnya.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, insiden pembacokan terhadap pegawai Kejagung ini terjadi di Pengasinan, Sawangan, Depok, pada hari Sabtu (24/5) sekitar pukul 02.30 WIB. Saat itu, DSK, yang menjabat sebagai Kasi Perangkat Keras dan Jaringan, baru saja selesai bekerja dan dalam perjalanan pulang. Namun, di tengah perjalanan, hujan deras memaksanya untuk berhenti dan berteduh.

Tidak lama setelah hujan mereda, korban kembali melanjutkan perjalanannya. Akan tetapi, sekitar pukul 02.30 WIB, di suatu lokasi yang tidak jauh dari kediamannya, korban dipepet oleh pengendara lain yang datang dari arah berlawanan.

"Sesampainya di sekitar Jalan Pengasinan, yang berjarak kurang lebih 1 kilometer dari rumah korban, saat yang bersangkutan masih mengendarai sepeda motor, tiba-tiba dari arah depan muncul dua orang yang berboncengan langsung mendekat," jelas Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar.

Sembari mendekati korban, pelaku mengacungkan senjata tajam ke arah pergelangan tangan korban. Sebelum melancarkan aksinya, pelaku sempat berteriak 'sikat!'.

"Sambil berteriak 'sikat', pelaku mengayunkan senjata tajam ke arah pergelangan tangan Saudara DS dan kemudian berteriak kembali 'mampus lu'. Setelah itu, pelaku langsung melarikan diri tanpa mengejar Saudara DS," terang Harli lebih lanjut.

Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis yang intensif. Akibat serangan pelaku, korban mengalami luka serius di bagian pergelangan tangan kanan.

"Berdasarkan diagnosis sementara, urat kelingking kanan korban putus dan tidak dapat digerakkan lagi," pungkas Harli.